A Daughter who Broke Inside

Some people think, I am living in a happy family, yes indeed. But, I’m broken inside.

SMA adalah golden time kita untuk menentukan masa depan, merancangnya mulai saat itu. (Honestly, its hard for me to tellin’ this absurd story). But, at that time, I do what I wanna do. Still wondering what I will be next.

Yet I don’t know that I like art, design and writing.

Long short story, aku ketrima kuliah jurusan Fisika. Aku ketrima setelah gagal jalur di beberapa Universitas. I got breakdown, and found the other way to got to University. My Mama, wants me to be an english teacher or physics teacher. And I choose Physics, in my hopeless mind.

Semester kedua, aku mulai kesulitan. Mulai bertanya, “Aku mau jadi apa?”. Aku minta untuk pindah jurusan, tapi nggak boleh. Iya, karena biaya masuk kalo ketrima pasti mahal.

Okay, what should I do? Semua nggak tahu, aku mulai denying dengan sekitar. Bolos, dan IP jeblok. Dan juga… Depresi.

Waktu itu, temen sekelas nggak ada yang tahu aku struggle dengan depresiku. Yang mereka tahu aku tukang bolos dan bodoh. Tapi aku sadar, aku yang membangun benteng itu.

Di tengah depresiku, pelampiasanku adalah menulis dan memilih berkegiatan sosial. Aku membentuk Save Street Child cabang Solo, supaya positive vibe selalu ada. Dan bergabung dengan komunitas lain.

Depresiku nggak sepenuhnya hilang, sampai sekarang, aku merasa masih. Ngga ada yang tahu aku minta tolong temenku seorang hypnotherapy untuk setidaknya menguranginya, namanya Mas Heri Susilo dan satu lagi yang menemani Yuka Risa

Sekarang, ketika aku sudah bekerja. Aku kira, aku bisa melakukan apa yang aku mau tanpa ada pertanyaan dan pernyataan lain. Seperti,

“Kamu mau daftar kerja di A?”

“Mau jadi PNS?”

“Coba kamu jadi guru,…..”

Ternyata nggak. Apa mereka ngga puas sama kerjaku sekarang? Aku harus jadi apa? Apa semua perempuan harus jadi PNS? Apa harus jadi guru? Dan itu semua yang mengikis rasa percaya diriku. I still not a daughter that they can proud of.

Why I didn’t tell my parents? I just can’t. And it turns me in to a girl who broken inside.